POTENSI
WISATA ARUNG JERAM SKALA INTERNASIONAL DI SUNGAI ASAHAN KABUPATEN ASAHAN
Oleh :
Sri Wardani Rambe/101201125
Program Studi Kehutanan
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasarnya Kabupaten Asahan
memiliki potensi yang cukup besar bagi pengembangan usaha pariwisata. Daerah
ini memiliki sejumlah obyek wisata alam yang memiliki daya tarik tersendiri,
antara lain:
•
Wisata alam arung jeram di hulu Sungai Asahan, Desa
Tangga Kec. Bandar Pulau.
•
Wisata alam air terjun Simonang-monang Kec. Bandar
Pulau.
•
Wisata alam air terjun Aek Sisapa Kec. Bandar Pasir
Mandoge.
Konsentrasi pembangunan perekonomian
Kabupaten Asahan pada tahun 2010 masih tetap mengarah kepada pembangunan
pertanian, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan bidang perekonomian
lainnya. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2008, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Asahan pada tahun 2009 mengalami perlambatan. Perlambatan ini
diakibatkan oleh adanya penurunan potensi produk komoditi unggulan pada
beberapa sektor. Hal ini terjadi akibat adanya beberapa pergeseran alih fungsi
lahan pertanian serta iklim cuaca yang kurang mendukung sehingga hasil yang
dicapai tidak maksimal meskipun pemerintah telah melakukan regulasi terhadap
kenaikan gaji pada sektor jasa-jasa dan buruh. Sedangkan sektor ekonomi yang
mengalami pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan
pada tahun 2009 adalah sebesar 4,67% mengalami perlambatan sebesar 0,29% dari
kondisi tahun 2008 sebesar 4,96%. Terjadinya perlambatan ini bukan hanya
semata-mata diakibatkan oleh kebijakan pemerintah daerah. Namun juga
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional dan regional dan bahkan internasional.
Beberapa indikator pencapaian
kinerja Pemerintah Kabupaten Asahan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur
dalam menghitung agregat pertumbuhan ekonomi daerah terdiri dari :
a). PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB)
b). PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK)
c). PDRB Perkapita; d). Inflasi
e). Volume Eksport
f). Nilai Import.
Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 dan 2009.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini
kemungkinan terjadi karena pemerintah kabupaten Asahan terlalu berpaku pada
komoditi andalan yang ingin dikembangkan, sementara komoditi tersebut belum
juga ditemukan. Untuk itu perlu pengembangan dengan menggali potensi yang masih
tersedia, misalnya pengembangan pada arah pariwisata, yang diharapkan dapat
menunjang pengembangan wilayah pada daerah tersebut.
Tujuan
Tujuan
dari pengembangan wilayah pada sektor pariwisata adalah agar potensi alam yang
ada pada daerah kabupaten Asahan benar – benar dimanfaatkan untuk kemajuan
daerah dan kesejahteraan masyarakatnya dan tidak tersia – siakan dengan tidak
mengambil manfaat dari segi ekonomi maupun sosialnya.
GAMBARAN POTENSI
Letak dan Geografis Kabupaten asahan
Asahan
merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera
Utara. Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2003’00”- 3026’00"
Lintang Utara, 99001-100000 Bujur Timur dengan ketinggian
0 – 1.000 m di atas permukaan laut.
Kabupaten
Asahan menempati area seluas 371.945 Ha yang terdiri dari 13 Kecamatan, 176
Desa/Kelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Asahan di sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Batu Bara, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Labuhan Batu
dan Toba Samosir, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka.
Gambar 1.
Letak Geografis kabupaten asahan
Wilayah
pesisir Asahan pada umumnya datar dengan kemiringan lereng 0 – 3%. Pada daerah
berbukit di sebelah Barat Daya, umumnya merupakan wilayah bergelombang dengan
kemiringan 3 – 8 %. Dataran pesisir Asahan merupakan dataran rendah dengan
elevasi 0 – 200 m. Pesisir pantai terdapat di Timur Laut, sementara wilayah
Barat Daya merupakan tempat titik-titik tertingginya, sehingga wilayah tersebut
melereng dari Barat Daya ke Timur Laut.
Pada wilayah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge terdapat Dk.
Haboko yang merupakan pegunungan memanjang dari Selatan ke Utara yang memiliki
lereng terjal, sementara di sebelah Barat Daya juga terdapat kelurusan gunung
dengan arah yang sama dengan tebing terjal juga (wilayah pada Kecamatan Bandar
Pasir Mandoge yang bukan merupakan pesisir Asahan). Sementara diantara
pegunungan dan Dk. Haboko merupakan wilayah dataran. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa daerah tersebut mempunyai struktur lipatan dengan
lapisan-lapisan batuan keras dan lunak.
Dataran
pantai merupakan dataran yang dibentuk oleh wilayah laut yang muncul ke darat.
Dataran ini membentuk pantai yang landai yang makin lama makin meninggi.
Sebagian pantai merupakan rawa dan tanah bencah, karena sering terjadi pasang
di wilayah tersebut yang menyebabkan tanah berair dan membentuk rawa. Dataran rawa
juga terbentuk di muara-muara sungai, di daerah pertemuan sungai dan
penyempitan sungai.
Pada umumnya
sungai yang terdapat di wilayah pesisir Asahan mempunyai pola dendritik. Hal
ini disebabkan oleh bentuk wilayahnya yang melereng dari arah Barat Daya ke
Timur Laut. Sungai-sungai muda terdapat di bagian Barat Laut yang mengalir
seperti cabang-cabang pohon ke induk sungainya. Induk-induk sungai tersebut
mengalami proses pengikisan dan pengendapan dan beralih menjadi sungai dewasa
dan tua di sebelah Timur Laut. Hampir semua induk-induk sungai tersebut
mengalir ke Sungai Asahan yang merupakan sungai tua di bagian Timur Laut.
Sungai Asahan merupakan sungai terbesar di wilayah pesisir
Asahan. Sungai ini memiliki meanders besar, banyak endapan di tengah sungai,
hampir tanpa kecepatan, gradien kecil, dan lembah sungai yang lebar, yaitu
sampai ± 1 km di daerah muaranya. Sungai ini sering mengakibatkan banjir karena
mengalir di daerah datar dan memiliki banyak pertemuan dengan sungai dewasa dan
sungai tua lain yang mengalir sebagai anak sungainya, sehingga membentuk delta
sungai yang merupakan dataran banjir dan rawa di wilayah pertemuan sungai
tersebut dengan laut.
Degan
melihat letak dan geografis kabupaten Asahan tersebut, pariwisata yang sangat
memungkinkan untuk dikembangkan adalah pariwisata air.
Potensi Pariwisata Air (Arung Jeram Internasional)
Di Danau Toba, mengalir melalui pintu Bendungan
Sigura-gura menyusuri daerah hilir. Air Sungai Asahan mengalir
melewati beberapa wilayah di Kabupaten Asahan dan bermuara di Teluk
Nibung, Selat Malaka. Topografi alam yang
terdapat di sepanjang sungai ini terkenal berliku, bergelombang, curam, dan
diapit oleh tebing-tebing terjal. Sedangkan air sungai yang mengalir rata-rata
kondisinya deras, berombak tinggi, serta dengan debit air yang tinggi.
Debit air yang mengalir di sungai ini mencapai 120 meter kubik per detik
dengan kedalaman rata-rata sekitar 5 meter. Arus yang
deras, medan berbahaya, dan jeram-jeram ekstrim
menjadikan sungai ini sebagai salah satu tempat favorit untuk melakukan
kegiatan olahraga arung jeram.
Gambar 2. Bendungan Sigura – gura
Potensi Sungai Asahan khususnya di
sekitar Desa Tangga, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, merupakan sumber
daya alam untuk obyek wisata alam yang ideal dan terus dikembangkan agar
semakin dikenal oleh masyarakat luas, khususnya para wisatawan manca negara dan
nusantara. Derasnya arus air sungai Asahan yang berkecepatan 120 meter kubik
per detiknya dengan grade IV – V+ sangat menantang jiwa petualangan para
penggemar olah raga arus deras ini.
Pada
tahun 2000, 2001, dan 2003 Pemerintah Kabupaten Asahan beker-jasama dengan
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan kejua-raan
yang bertaraf internasional dalam bentuk Festival Kejuaraan Arung Jeram
Internasional mempertandingkan Kayak dan Perahu Karet. Kejuaraan ini telah banyak
menarik minat atlet-atlet kayak kelas dunia untuk mengikutinya. Hal ini
terbukti pada penyelenggaran event tahun 2001, walaupun telah terjadi tragedi
dunia tanggal 11 September 2001 dimana Indonesia dikategorikan termasuk daerah
tujuan wisata “travel warning”, namun minat atlet-atlet mancanegara untuk
datang bertanding tetap tinggi kecuali Amerika Serikat.
Gambar 3.
Atlit Olahraga Arung Jeram Saat Menaklukkan Derasnya Arus Sungai
Asahan
Sungai
Asahan yang biasa diarungi untuk kegiatan
olahraga arung jeram berada pada area sepanjang 22 km, mulai dari Desa Tangga atau tepat di
depan pintu Bendungan Sigura-gura hingga Bandar Pulau, yang menjadi
muara sungai. Tingkat kesulitan yang disuguhkan sepanjang sungai pun cukup
bervariasi, mulai dari ringan hingga paling berbahaya dan menakutkan yang
dikelompokkan menjadi 4 bagian. Untuk tingkat kesulitan yang ringan berada pada
daerah dua atau setelah hulu sungai
dan daerah empat atau hilir sungai.
Sementara untuk tingkat kesulitan yang berbahaya dan ekstrim justru berada pada
daerah hulu atau bagian pertama dan
pada daerah tiga atau sebelum daerah
hilir sungai.
Walaupun Sungai Asahan menjadi tempat
favorit latihan bagi atlit lokal dan nasional, tetapi sungai ini belum dikenal
di kalangan atlit arung jeram internasional. Baru sekitar tahun 2000,
bertepatan dengan penyelenggaraan lomba arung jeram skala internasional, sungai
ini baru dikenal oleh pecinta (atlit) olahraga arung jeram dunia. Sejak saat
itu, sungai ini selalu ramai dikunjungi baik dari provinsi lain di Indonesia
maupun dari mancanegara untuk melakukan olahraga arung jeram. Semenjak tahun
2000 itu juga hingga sekarang, Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan selalu
mengagendakan perlombaan arung jeram sebagai salah satu kegiatan tahunan. Hal
ini dilakukan, sebagai salah satu upaya menarik minat para wisatawan untuk
berkunjung ke Kabupaten Asahan.
Tahun 2008 Federasi
Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kabupaten Asahan, kembali menggelar kejuaraan
Arung Jeram bertaraf internasional, dengan tajuk “Asahan White Water Festival”
atau AWF 2008. Acara tersebut berlangsung pada 11 sampai dengan 14 Desember
2008, di lembah Sungai Asahan, Desa Tangga, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten
Asahan. Event akhir tahun ini, merupakan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten
setempat, lewat jalur Dinas Pemuda Olahraga, Budaya dan Pariwisata
(Disporabudpar) Asahan. Sejumlah tim dari manca Negara, seperti Malaysia turut
mengarungi jeram-jeram menantang di alur sungai Asahan tersebut.
Keistimewaan
Sebagai lokasi olahraga arung jeram,
Sungai Asahan oleh pecinta olahraga arung jeram internasional dikategorikan
sebagai sungai terbaik ke 3 di dunia setelah Sungai
Zambesi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika Serikat. Hal tersebut
tidak lepas dari tingkat kesulitan sungai ini yang
berada pada grade (kesulitan)
antara 4-5+. Dengan tingkat kesulitan seperti
ini, biasanya hanya sedikit orang yang mampu mengarungi sungai tersebut. Para
atlit yang akan terjun mengarungi sungai harus betul-betul profesional, lincah
dalam mengendalikan perahu, serta memiliki pengalaman lebih. Selain tingkat
kesulitan yang ekstrim dan berbahaya, sungai ini terkenal dengan keindahan
alamnya yang alami.
Medan yang terdapat di Sungai Asahan
terbagi menjadi empat jalur. Jalur tersebut
dibedakan sesuai dengan tingkat kesulitan medannya. Pertama, Never-Ever-Ends atau jalur
yang saling bertautan dan tidak terputus-putus. Pada
bagian Never-Ever-Ends yang termasuk dalam tingkat
kesulitan antara 4-5 ini, seolah tidak
memberikan kesempatan bagi para atlit untuk bersantai agar dapat mengatur
posisi duduknya ketika mengayuh. Jalur ini dimulai dari pintu Bendungan
Sigura-gura sebagai hulu Sungai Asahan hingga Jembatan
Parhitean, jembatan peninggalan pemerintah kolonial Hindia Belanda, dengan
panjang arena jeram sekitar 3,5 km.
Kedua, Hula-Huli Run. Pada bagian Hula-Huli Run, tingkat
kesulitannya berada pada 2 level di bawah jalur pertama. Sehingga, daerah ini
medannya tergolong ringan dan tentunya lebih mudah dilalui. Untuk rute
sepanjang 2,5 km ini, dimulai dari Jembatan
Parhitean dan berakhir di Desa Hula-Huli dengan tingkat kesulitan antara 3-4.
Tiga, Middle Section. Jalur ini,
dikategorikan sebagai jeram-jeram yang paling sulit untuk dilalui, bahkan medan
ini sering disebut dengan Nightmare (mimpi
buruk). Dengan tingkat kesulitan yang berada pada grade 5+, sungai ini terkenal ganas, berbahaya, dan liar untuk
dilewati. Untuk melewati jalur ini, para atlit yang akan mengarunginya
betul-betul harus bernyali besar, profesional, dan terlatih. Selain itu,
kesiapan dan ketangkasan fisik dan faktor pengalaman sangat dibutuhkan agar
dapat menaklukkan jalur ini dengan selamat dan terhindar dari kecelakaan yang
berakibat fatal.
Empat, Halim Run. Jalur ini
merupakan jalur yang paling aman dan mudah. Pada jalur
yang biasanya ditempuh selama 3,5 jam inilah
kegiatan olahraga arung jeram yang diperuntukkan bagi para pelancong dilakukan.
Jalur ini berakhir di daerah Bandar Pulau yang berbatasan dengan laut lepas,
Selat Malaka.
Sebelum menjajal arus Sungai Asahan dengan medan-medan
yang menantang tersebut, biasanya para pelancong diberikan pengarahan oleh
instruktur tentang penyelamatan diri ketika terjadi kecelakaan. Ini dilakukan,
agar mereka yang akan mengarungi sungai dengan perahu jeram bisa selamat ketika
perahu terbalik dan dihempas oleh derasnya arus sungai.
Untuk mengarungi sungai ini, para
wisatawan dapat menggunakan dua pilihan perahu. Jika berada pada daerah yang
berbahaya, kegiatan jeram hanya bisa dilakukan dengan menggunakan perahu arung
jeram yang dikayuh secara berkelompok. Tetapi, jika berada pada daerah yang
aman, maka para atlit bisa menggunakan perahu kayak yang bisa dikayuh
perorangan.
Gambar 4. Atlit sedang mengayuh kayak untuk mengarungi Sungai Asahan.
Dinding-dinding tebing yang menjulang
tinggi, hingga
mencapai 200 meter yang terdapat di sebagian tempat di
bantaran Sungai Asahan juga menarik untuk dijadikan arena olahraga panjat
tebing. Keindahan dinding tersebut dilengkapi oleh beberapa air terjun dengan deburan
air yang jatuh membentuk kabut air yang memancarkan sinar pelangi indah ketika
berpadu dengan sinar mentari.
Untuk menuju
Sungai Asahan, perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum
(bus), mobil pribadi, atau mobil sewaan melalui dua jalur alternatif. Pertama, rute Kisaran. Jika menggunakan angkutan umum, perjalanan dimulai dari
Bandar Udara Polonia Medan menuju Kisaran, lalu menuju Bandar Pulau. Dari Bandar
Pulau perjalanan dilanjutkan ke Desa Tangga atau
Parhitean dengan menggunakan angkutan
pedesaan. Jarak yang harus ditempuh melalui rute Kisaran ini sekitar 90 km dengan kondisi
jalan yang berlubang dan waktu tempuh sekitar 3,5 jam.
Kedua, rute Kota
Medan-Porsea. Perjalanan dimulai dari
Bandar Udara Polonia Medan di Kota Medan menuju Porsea, Kabupaten
Toba Samosir melewati jalan Lintas Tengah
Sumatra yang berjarak sekitar 200 km dengan waktu
tempuh sekitar 4 sampai 5 jam. Dari Porsea, perjalanan
dilanjutkan ke Desa Tangga atau Parhitean sejauh 35 km dengan waktu
tempuh sekitar 1,5 jam. Jika melewati jalur ini, para
wisatawan dapat menyaksikan hamparan indah pesona alam Danau Toba.
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Para wisatawan yang ingin mengikuti
kegiatan olahraga arung jeram di Sungai Asahan dapat memanfaatkan tenaga
pendamping untuk mengetahui seluk beluk sungai. Biasanya tenaga pendamping
tersebut juga akan memberi pengarahan kepada wisatawan mengenai tips yang aman
dalam mengarungi sungai serta sikap badan ketika terjadi hempasan dan perahu
yang dikayuh terbalik.
Sehingga disini diperlukan pemandu, ataupun pelatihan untuk mengikuti olahraga
arung jeram tersebut. Yang ini dapat menjadi pemasukan tersendiri bagi wilayah
tersebut.
Analisis Teori linkage
effect yaitu Mendapatkan
peluang usaha baru agar adanya invest kedalam wilayah tersbut. Dengan adanya
potensi pariwisata arung jeram yang berskala internasional, wisatawan yang datang dari
luar daerah pasti
memerlukan penginapan. Sehingga ini mendorong adanya usaha baru. Yaitu
terbentuknya peluang usaha untuk pembentukan penginapan-penginapan contohnya
hotel. Selain itu bisa juga menyewa kamar di rumah-rumah penduduk
yang biasanya sering disewakan jika ada yang membutuhkan, adanya usaha travel ataupun jasa
transportasi menuju tempat wisata, sehingga dapat menciptakan pendapatan bagi
masyarakat sekitar daerah wisata.
Selain terbentuknya usaha penginapan, usaha yang akan
tercipta adalah usaha rumah makan, restaurant, ataupun warung-warung jajanan
kecil yang dibentuk masyarakat. Adanya usaha untuk penyewaan alat-alat arung
jeram, terciptanya toko-toko souvenir yang khas terhadap daerah wisata, dan
masih banyak lagi usaha yang akan terbentuk sehingga masyarakat sekitar daerah
wisata juga dapat berperan dalam pengembangan daerahnya.
Jika dianalisi dari teori basis atau menyangkut dengan
kelimpahan yang ada, adalah sungai asahan. Dengan model sungai yang memiliki
arus sungai yang berpotensi menjadi arung jeram internasional namun kurang
dipublikasikan sehingga menjadi sia-sia. Sementara jika ini dikembangkan akan
menghasilkan income bagi wilayah tersebut.
Sebagai lokasi olahraga arung jeram, Sungai
Asahan oleh pecinta olahraga arung jeram internasional dikategorikan sebagai
sungai terbaik ke 3 di dunia setelah Sungai Zambesi di Afrika dan Sungai
Colorado di Amerika Serikat. Hal tersebut tidak lepas dari tingkat
kesulitan sungai ini yang berada pada grade (kesulitan) antara 4-5+. Dengan
tingkat kesulitan seperti ini, biasanya hanya sedikit orang yang mampu
mengarungi sungai tersebut.
Namun lokasi atau letak hulu sungai asahan sangat jauh dipedalaman. Menurut
teori lokasi alokasi geografis sumber-sumber potensial serta hubungannya dengan
pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai usaha lain baik ekonomi maupun social.
Hal ini akan terbentuk jika usaha-usaha baru yang muncul menurut teori teori linkage tadi tercipta. Sehingga lokasi pariwisata
tersebut akan benar-benar hidup dan akan banyak mengundang para wisatawan.
KENDALA
DAN TANTANGAN
Kendala
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan potensi
pariwisata air dalam konteks wisata air “Arung Jeram Internasional” ini adalah
kurangnya infrastruktur daerah seperti akses jalan yang harus ditempuh untuk
menuju lokasi arung jeram sangat buruk dan jarak yang harus
ditempuh melalui rute Kisaran ini sekitar 90 km dengan kondisi
jalan yang berlubang dan waktu tempuh sekitar 3,5 jam. Sehingga membuat wisatawan kurang
nyaman untuk melalui jalan menuju lokasi wisata arung jeram tersebut.
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam
pengembangan wilayah wisata ini adalah telah terjadi tragedi dunia tanggal
11 September 2001 dimana Indonesia dikategorikan termasuk daerah tujuan wisata
“travel warning”, yang membuat wisatawan menjadi mempertimbangkan liburannya
untuk mengunjungi wisata di Indonesia. Ini menjadi sebuah tantangan untuk terus
memperbaiki nama baik wisata alam arung jeram di kabupaten Asahan, sehingga
diharapkan wisatawan tidak lagi ragu untuk berwisata ke kabupaten asahan.
Dengan membuat fasilitas yang sangat nyaman sehingga membuat wisatawan asing
maupun lokal menjadi tetap tertarik untuk berkunjung ke wisata arung jeram
tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada dasarnya Kabupaten Asahan
memiliki potensi yang cukup besar bagi pengembangan usaha pariwisata. Potensi
Sungai Asahan khususnya di sekitar Desa Tangga, Kecamatan Bandar Pulau,
Kabupaten Asahan, merupakan sumber daya alam untuk obyek wisata alam yang ideal
terkhusus untuk olahraga arung jeram berskala internasional. Dengan adanya pengembangan wilayah pariwisata
arung jeram pada hulu sungai Asahan akan banyak peluang usaha yang akan
terbentuk dengan melibatkan masyarakat sekitar tempat wisata yang diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tempat wisata dan
mendatangkan investasi ke daerah tersebut. Sehingga diharapkan wilayah tersebut
dapat berkembang di bidang pariwisata.
Saran
Perekonomian suatu negara dapat
dikatakan baik jika perekonomian pada wilayah juga baik, sehingga dengan adanya
kesatuan perekonomian yang baik dari antar wilayah, diharapkan perekonomian
pada suatu Negara pun juga akan baik. Sehingga pengembangan potensi yang ada
pada suatu wilayah wajib diperhatikan dan benar-benar dikembangkan. Karena
setiap wilayah memiliki potensi-potensi Sumber Daya Alam yang bisa dikembangkan
yang dapat dijadikan sebagai nilai tambah untuk perekonomian wilayah tersebut
maupun Negara.
DAFTAR
PUSTAKA
www.Pemkab-Asahan.go.id
www.wisatamelayu.com/en/news/6763-Sungai-Asahan-tersulit-ketiga-dunia